Leppe-leppe (lepet)
,begitu makanan yang satu ini amat populer di kalangan warga soppeng,setiap ada
acara perkawinan ataupun acara syukuran lainnya kerap kita jumpai,betapa tidak
makanan ini memang wajib diadakan bukan hanya untuk dihidangkan tetapi juga mengandung
unsur spiritual,adapun tujuan spritualnya yaitu sesuai dengan arti kata leppe’
dalam Bahasa bugis yaitu lepas,maksudnya melepaskan diri dari bahaya atau
bencana yang sudah terjadi ataupun terhindar dari bencana yang akan terjadi,
biasanya pada acara syukuran anda akan menemukan leppe-leppe yang tergantung
diatas pintu rumah yang mengadakan acara,ataupun tergantung diatas ayunan bayi
pada acara aqiqah. Bahan utama dari
leppe-leppe adalah beras,tidak jauh beda dengan lontong hanya saja leppe-leppe
dibungkus dengan daun kelapa sehingga memiliki aroma khas dan agak berminyak,daun
kelapa yang digunakan harus pula yang berukuran sedang,tidak pula terlalu muda
ataupun terlalu tua. Ada 2 macam leppe-leppe yaitu leppe-leppe biasa (original)
yang warna putih menggunakan beras ketan biasa,dan yang satunya leppe-leppe
asepulu bolong menggunakan beras ketan hitam. Sebelum makanan dihidangkan
kepada para tamu, tuan rumah wajib “mabbaca doang” dalam Bahasa Indonesia baca
doa,makanan yang akan dihidangkan dikumpulkan,biasanya dilakukan pada malam
hari sebelum hari H,atau 1 hari sebelum puncak acara dengan maksud agar acara
berjalan dengan lancar dan mendapat restu dari Allah SWT, dipanggillah pak
udztaz atau imam masjid untuk memimpin doa.
Pengunjung yang baik
selalu meninggalkan jejak.
Saran dan kritik anda
akan sangat membantu . Thanks
No comments:
Post a Comment